Study Around The World

I studied the lives of great men and famous women and I found that the men and women who got to the top were those who did the jobs they had in hand, with everything they had of energy and enthusiasm and hard work.

It has become appallingly obvious that our technology has exceeded our humanity.

Every bit of new truth discovered is revolutionary to what was believed before.

Saya begitu mencintai hidup ini

Having good health, being able to breathe and be happy, that's one of the most beautiful gifts.

Kesehatan adalah modal yang penting dalam hidup.

A healthy attitude is contagious but don't wait to catch it from others. Be a carrier.

I went through withdrawal when I got out of graduate school. Its what you learn, what you think

"We can make a commitment to promote vegetables and fruits and whole grains on every part of every menu, portion sizes smaller and emphasize quality over quantity. And create a culture - imagine this - where our kids ask for healthy options instead of resisting them"

Minggu, 12 Mei 2013

Usia Produktif Rentan MDR TB



gsahs.nsw.gov.au
Penyakit TBC (ilustrasi).
Penyakit TBC (ilustrasi).
A+ | Reset | A-
Kasus penyakit tuberkulosis (TBC atau saat ini dikenal TB) di Indonesia masih menempati posisi keempat terbesar di dunia. Saat ini di Indonesia, jumlah rumah sakit yang sudah menjadi pusat rujukan masih minim, yaitu hanya lima rumah sakit yaitu RSUD Dr Soetomo, RSU Saiful Anwar, RSUD Moewardi, RSUD Labuang Baji dan RS Persahabatan.

Untuk di Jakarta dan kota-kota sekitarnya, RS Persahabatan masih menjadi pusat rujukan utama bagi pasien penderita TB. Bahkan pasien TB yang berobat di RS Persahabatan tidak hanya dari Jakarta, tapi juga kota-kota lainnya di luar Pulau Jawa.

Berdasarkan data dari RS Persahabatan, setiap bulannya rumah sakit ini menerima suspek kasus TB sebanyak 1.000 kasus per bulan. Sedangkan untuk kasusnya ditemukan sebanyak 3.00 kasus TB per bulan dan 1.500 di antaranya TB positif.

Sedangkan untuk penderita tuberculosis multidrug resistant (MDR) atau kebal obat juga terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2009 terdapat 90 pasien penderita TB MDR lalu meningkat pada 2010 sebanyak 290 pasien, pada 2011 sebanyak 486 pasien dan hingga kuarter ketiga 2012 sudah terdapat sebanyak 390 pasien.

“Penyakit TB MDR ini sebagian besar menyerang pada usia-usia produktif sekitar 25-44 tahun,” kata Dokter spesialis paru konsultan RS Persahabatan, Erlina Burha, dalam jumpa pers di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (23/11).

Erlina memaparkan data pasien penderita TB MDR di RS Persahabatan berdasarkan usianya, usia antara 15-24 tahun tercatat sebanyak 155 pasien. Jumlah ini meningkat pada tingkatan usia antara 25-34 tahun yang sebanyak 339 pasien dan sebanyak 311 pasien pada tingkatan usia antara 35-44 tahun.

Ia menjelaskan penderita TB MDR ini merupakan penderita yang tidak melakukan pengobatan secara tuntas di rumah sakit. Umumnya penderita TB MDR ini harus meminum obat selama dua tahun dengan enam bulan pertama melakukan suntik setiap harinya.

Pasien yang akhirnya menderita TB MDR hanya berobat sebagian waktu pengobatannya, sehingga membuat bakteri penyakit ini terus berkembang dan resisten terhadap obat-obatan. Pasien dengan TB MDR ini ditangani secara khusus dan terpisah dari penderita TB yang biasa.

Saat ini, RS Persahabatan sedang menangani sebanyak 480 pasien TB MDR dengan sebanyak 338 di antaranya masih melakukan pengobatan. Sedangkan sisanya sudah meninggal dunia. Penyebabnya macam-macam, di antaranya alasan tidak ada yang mengantar karena rumahnya jauh dari rumah sakit maupun tidak juga melakukan pengobatan takut ketahuan dan dipecat dari pekerjaannya.

Maka dari itu, RS Persahabatn membuka salah satu ruang khusus untuk membuka pelayanan pengobatan bagi penderita TB MDR selama 24 jam. RS Persahabatan juga memiliki sebanyak 18 puskesmas yang sudah dilatih untuk menangani pasien tersebut. “Pernah ada pasien TB MDR yang datang pada jam 12 malam (24.00 WIB) atau jam 2 pagi (02.00 WIB),” tuturnya.

Early Diagnosis dan Prompt Treatment pada HIV/AIDS

Early Diagnosis pada HIV/AIDS



Umumnya, ada tiga tipe deteksi HIV, yaitu  tes PCR, tes antibodi HIV, dan tes antigen HIV.

Tes reaksi berantai polimerase (PCR) merupakan teknik deteksi berbasis asam nukleat (DNA dan RNA) yang dapat mendeteksi keberadaan materi genetik HIV di dalam tubuh manusia. Tes ini sering pula dikenal sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat (HIV NAAT). PCR DNA biasa merupakan metode kualitatif yang hanya bisa mendeteksi ada atau tidaknya DNA virus. Sedangkan, untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan dengan metode real-time PCR yang merupakan metode kuantitatif. Deteksi asam nukleat ini dapat mendeteksi keberadaan HIV pada 11-16 hari sejak awal infeksi terjadi. Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi HIV pada bayi yang baru lahir, namun jarang digunakan pada individu dewasa karena biaya tes PCR yang mahal dan tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil tes ini lebih tinggi bila dibandingkan tes lainnya.Untuk mendeteksi HIV pada orang dewasa, lebih sering digunakan tes antibodi HIV yang murah dan akurat.Seseorang yang terinfeksi HIV akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi tersebut. Tes antibodi HIV akan mendeteksi antibodi yang terbentuk di darah, saliva (liur), dan urin. Sejak tahun 2002, telah dikembangkan suatu penguji cepat (rapid test) untuk mendeteksi antibodi HIV dari tetesan darah ataupun sampel liur (saliva) manusia. Sampel dari tubuh pasien tersebut akan dicampur dengan larutan tertentu. Kemudian, kepingan alat uji (test strip) dimasukkan dan apabila menunjukkan hasil positif maka akan muncul dua pita berwarna ungu kemerahan. Tingkat akurasi dari alat uji ini mencapai 99.6%, namun semua hasil positif harus dikonfirmasi kembali dengan ELISA. Selain ELISA, tes antibodi HIV lain yang dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjut adalah Western blot.

Tes antigen dapat mendeteksi antigen (protein P24) pada HIV yang memicu respon antibodi. Pada tahap awal infeksi HIV, P24 diproduksi dalam jumlah tinggi dan dapat ditemukan dalam serum darah. Tes antibodi dan tes antigen digunakan secara berkesinambungan untuk memberikan hasil deteksi yang lebih akurat dan lebih awal. Tes ini jarang digunakan sendiri karena sensitivitasnya yang rendah dan hanya bisa bekerja sebelum antibodi terhadap HIV terbentuk.

Keuntungan diagnosis dini :
·         Intervensi pengobatan fase infeksi asimsomatik dapat diperpanjang
·         Menghambat perjalanan penyakit ke arah AIDS
·         Pencegahan infeksi oportunistik 
·         Konseling dan pendidikan untuk kesehatan umum penderita
·         Penyembuhan ( bila mungkin ) hanya dapat terjadi bila pengobatan pada fase dini (Tjokronegoro&Hendra,2003 )

Prompt Treatment pada HIV/AIDS



ARV (Anti Retro Viral) adalah sebuah obat yang digunakan dalam terapi bagi ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) dengan tujuan menekan jumlah HIV sehingga virus ini tidak secara signifikan merusak kekebalan tubuh orang yang telah terinfeksi oleh virus ini. Anti Retro Viral (ARV) merupakan satu-satunya obat untuk pasien HIV/AIDS saat ini. Fungsinya adalah menekan jumlah virus HIV di dalam tubuh penderita, sehingga tidak melemahkan sel daya tahan tubuhnya. Dengan dijaganya virus untuk tidak menyerang sel pertahanan tubuh, pasien HIV akan bisa hidup normal dan tidak cepat menderita sakit.

World Health Organization (WHO), saat ini mendesak pengobatan setelah penyakit tersebut berkembang ke suatu titik tertentu, atau ketika tubuh T-sel, atau jumlah CD4, mencapai atau turun di bawah tingkat 350 sel/mm3.ARV telah terbukti secara ilmiah efektif dalam meningkatkan kualitas hidup ODHA. ODHA yang mengkonsumsi ARV secara teratur telah terbukti dapat bertahan hidup lama dengan tingkat kesehatan yang tinggi. ARV bahkan menunjukkan efektivitasnya pada ODHA dengan menekan kadar HIV dalam tubuh hingga tingkat tidak terdeteksi oleh alat-alat tes sehingga penggunaan secara teratur dalam kerangka upaya pencegahan penularan HIV telah mulai dipertimbangkan.

ARV juga menjadi salah satu faktor yang memberikan gambaran baik terhadap infeksi HIV sehingga orang-orang tidak takut untuk memeriksakan kondisi tubuhnya terkait infeksi HIV dan mampu secara lebih dini mendapatkan akses perawatan yang dibutuhkan bila ternyata ia terinfeksi HIV.Pemberian ARV ternyata tidak hanya satu jenis. Pasien HIV diberikan kombinasi dari 3 jenis obat ARV. ARV dari segi waktu minum obatnya, ada yang 12 jam sekali dan ada yang 24 jam sekali. Periode minum obat ini harus tepat waktu dan tidak boleh berhenti. Dengan kata lain, pasien HIV harus meminum ARV seumur hidup mereka.


ARV terbagi menjadi beberapa golongan. Yang paling popular adalah digolongkan dalam beberapa tingkatan lini. Lini di sini dimaksudkan untuk memberikan pilihan bagi ODHA ketika ARV yang dikonsumsinya tidak cocok atau sudah menjadi kebal dalam menekan kadar HIV dalam tubuh. Jadi ketika ARV lini pertama sudah tidak efektif lagi menekan kadar HIV maka yang bersangkutan harus berganti ARV lini kedua.Jika ARV yang biasa diberikan mengalami resistensi, ada pilihan ARV line dua. ARV line dua harganya mahal karena hanya bisa dibeli di luar negeri.Apabila tidak mengonsumsi ARV secara teratur, pasien HIV akan mengalami resistensi terhadap obat yang diberikan. Efeknya, virus menjadi kebal terhadap obat dan kembali bertambah banyak. Penyebab terjadinya resistensi, bisa karena pasien tidak disiplin minum obat atau tubuh pasien tidak cocok dengan ARV yang diberikan.ARV menjadi kebal dikarenakan beberapa faktor. Salah satu faktor terbesarnya adalah ARV tidak diminum secara teratur. ARV harus diminum secara teratur setiap harinya dengan mengikuti pola jam minum yang ketat. Ketidak tepatan waktu meminum ARV akan menimbulkan potensi besar terjadinya kekebalan pada tubuh ODHA sehingga ARV tidak lagi efektif dan yang bersangkutan harus berpindah lini ARV berikutnya. Jadi ketersediaan ARV secara teratur menjadi salah satu kunci keberhasilan terapi ARV bagi ODHA.

ARV yang selama ini beredar adalah versi Generik. Jumlah terbesar di import dari India dan selanjutnya yang berasal dari Kimia Farma. Dana pembelian berasal dari Global Fund (donor AIDS) untuk ARV generik India dan APBN untuk ARV Generik Kimia Farma. ARV pertamakali masuk ke Indonesia pada tahun 1997. Pada tahun itu, Pokdisus (Poliklinik Pendidikan Khusus) AIDS RSCM mengimport langsung ARV namun harganya tidak terjangkau oleh mayoritas ODHA. Pada tahun 2001, bertepatan dengan ditandatanganinya Deklarasi Komitment UNGASS, beberapa jenis ARV generic telah mulai masuk ke Indonesia meskipun harganya pun masih tetap mahal, mencapai lebih dari satu juta rupiah untuk setiap bulannya sesuai kondisi ekonomi saat itu. Tahun 2003 PT Kimia Farma meluncurkan produk ARV buatan dalam negeri untuk pertama kalinya. Hal ini kemudian diperkuat dengan keluarnya Peraturan Presiden mengenai Lisensi Wajib ARV pada tahun 2004 dan penyediaan ARV di subsidi penuh oleh pemerintah. Peraturan mengenai lisensi wajib ini mencakup 2 jenis ARV yaitu Lamivudine dan Nevirapine dan kemudian ditahun 2007 ditambah dengan satu jenis ARV yaitu Efavirenz.

Glikogenesis : Pengertian dan Tujuan



Glikogenesis adalah proses anabolik pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa saat kadar gula darah tinggi seperti setelah makan. Glikogenesis terjadi terutama dalam sel-sel hati dan sel-sel otot rangka tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak yang sangat bergantung pada pesediaan konstan gula darah untuk energi ( Sloane , 2004:306 )

      Glukosa digunakan untuk membuat ATP, namun glukosa yang berlebih tidak akan meningkatkan produksi ATP. Akumulasi ATP akan menghambat salah satu enzim yang terlibat dalam fosforilasi selama glikolisis sehingga menghentikan sintesis ATP melalui mekanisme umpan balik negatif. ( James , 2008 : 170 )

      Hati berperan penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah. Jika kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia)  glukosa akan diubah dan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Glikogenesis terjadi terutama pada sel otot dan hati. Glikogenesis akan menurunkan kadar glukosa darah dan proses ini distimulasi oleh insulin yang diseksresi dari pankreas. ( James , 2008 : 170 )

       Hati memiliki keistimewaan yaitu dapat menyimpan sebagian besar glukosa dalam bentuk glikogen. Hati berfungsi sebagai penyangga glukosa untuk darah karena hati dapat menyimpan glikogen. Apoabila kadar glukosa dalam darah meningkat maka konversi glukosa menjadi glikogen dan simpanan glikogen di hati juga meningkat.glikogenesis terjadi pada saat fase absortif pencernaan, yang berlangsung segera setelah makan saat kadar glukosa darah tinggi.Glikogenesis adalah proses yang dependen insulin. Dengan meningkatkan konversi dan simpanan glukosapada saat jumlahnya berlebih, hati mengembalikan kadar glukosa plasma menjadi normal. ( Corwin , 2000 : 648 )

       Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di dalam hati. Lintasan ini diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena kandungan karbohidrat setelah makan atau teraktivasi pada akhir siklus Cori.( Wikipedia )

       Glikogenesis terjadi bila jumlah glukosa yang diperoleh dari makanan terlalu berlebih, maka glukosa akan disimpan dalam hati dan jaringan otot. Glikogen dalam hati dapat juga dibentuk dari asam laktat yang dihasilkan pada proses glikolisis. Gambar 6 menunjukkan siklus pengubahan glukosa , asam laktat dan glikogen yang disebut siklus cori. ( Poedjiadi dan Titin , 2006 : 259 )

      Jika kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) glukosa akan di ubah dan di simpan sebagai sebagai glikogen atau lemak melalui proses glikogenesis .Glikogenesis akan menurunkan kadar glukosa darah dan proses ini di stimulasi oleh insulin yang disekresi dari pankreas. ( Poedjiadi dan Titin , 2006 : 259 )

      Konsentrasi glukosa dalam darah manusia normal ialah 80 dan 100 mg/100 ml. Setelah makan makanan sumber karbohidrat, konsentrasi glukosa darah dapat naik hingga 120-130 mg/100 ml , kemudian turun menjadi normal lagi. Dalam keadaan berpuasa , konsentrasi glukosa darah turun hingga 60-70 mg/ 100 ml. Kondisi glukosa darah yang lebih tinggi daripada normal disebut hiperglikemia, sedangkan yang lebih rendah disebut hipoglikemia. Bila konsentrasi terlalu tinggi maka sebagian glukosa dikeluarkan dari tubuh melalui urine. ( Poedjiadi dan Titin , 2006 : 259-260 )

Teori - Teori Motivasi


Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..

Motivasi dapat berupa :
1. Motivasi yang bersifat intinsik adalah dimana sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobinya. 
2. Motivasi ekstrinsik adalah dimana elemen-elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :

A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.



• Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi seperti rasa lapar, rasa 
   haus, dan sebagainya
•  Kebutuhan rasa aman yaitu merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya, contohnya  
    keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
• Kebutuhan Sosial yaitu rasa akan cinta dan rasa memiliki (kasih sayang, diterima-baik, dan  
    persahabatan)
• Kebutuhan akan penghargaan (mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)


Menurut teori kebutuhan Maslow, kebutuhan yang berada pada hierarki paling bawah tidak harus dipenuhi sebagian sebelum seseorang akan mencoba untuk memiliki kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Sebagai misal seorang yang lapar atau seorang yang secara fisik dalam bahaya tidak begitu menghiraukan untuk mempertahankan konsep diri positif (gambaran terhadap diri sendiri sebagai orang baik) dibandingkan untuk mendapatkan makanan atau keamanan; namun begitu, orang yang tidak lagi lapar atau tidak lagi dicekam rasa takut, kebutuhan akan harga diri menjadi penting. Maslow kemudian menyempurnakan modelnya untuk memasukkan tingkat penghargaan antara kebutuhan dan aktualisasi diri: kebutuhan untuk pengetahuan dan estetika.

Penerapan bagi Manajemen
Jika teori Maslow berpendapat, ada beberapa penerapan penting bagi manajemen. Ada peluang untuk memotivasi karyawan melalui gaya manajemen, pekerjaan desain, acara perusahaan, dan paket kompensasi, beberapa contoh yang berikut:
· Kebutuhan fisiologis: Menyediakan istirahat makan siang, istirahat, dan upah yang cukup untuk membeli kebutuhan pokok kehidupan.
· Kebutuhan keamanan: Menyediakan lingkungan kerja yang aman, tunjangan pensiun, dan keamanan kerja.
· Kebutuhan sosial : Buat rasa komunitas melalui proyek-proyek berbasis tim dan kegiatan sosial.
· Kebutuhan akan penghargaan : Mengenali prestasi untuk membuat karyawan merasa dihargai dan dihargai. Pekerjaan menawarkan judul yang menyampaikan pentingnya posisi.
· Aktualisasi diri: Menyediakan karyawan sebuah tantangan dan kesempatan untuk mencapai potensi penuh mereka karier.
Akan tetapi teori Maslow ini sesungguhnya bersifat subjektif, tergantung pada setiap individunya, ada dimana menurut seseorang bahwa individu A tersebut belum mencapai aktualisasi diri akan tetapi justru malah individu A tersebut merasa dirinya telah mencapai aktualisasi diri. Hal itu terjadi karena penilaian kepuasan akan kebutuhan itu hanya bisa dinilai oleh individu sendiri – sendiri yang bersangkutan dan sifatnya sangat subjektif dan tidak dapat dinilai dengan orang lain.
B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu adalah faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik). 

C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori Y (positif), Menurut teori X empat pengandaian yang dipegang manajer :
a.       Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja,
b.      Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan  
       hukuman untuk mencapai tujuan,
c.       Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d.      Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
  1. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
  2. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komitmen pada sasaran.
  3. Rata-rata orang akan menerima tanggung jawab.
  4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan  
   suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
 Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau  
   negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi 
   rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

E. ACHIEVEMENT THEORYTEORI ACHIEVEMENT MC CLELLAND (1961), 
 yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya  
   Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)

F. CLAYTON ALDERFER ERG
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mengemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel.